PROGRAM GURU PENGGERAK - PGP 1.1: AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR




Berikut adalah hasil dari PROGRAM GURU PENGGERAK - PGP 1.1: AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR.

Gerakan Merdeka Belajar adalah salah satu jalan menuju Tranformasi Pendidikan Indonesia Maju. Sehubungan dengan program tersebut, maka pemerintah meluncurkan Program Guru Penggerak (PGP).


Dalam Program Guru Penggerak (PGP ini para calon guru penggerak (CGP) bukan hanya menerima materi, namun di dalam proses pendalaman materi tersebut, para CGP harus mulai melakukan aksi-aksi nyata. Aksi nyata pertama merupakan realisasi dari penghayatan atas nilai-nilai yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara (KHD), yaitu pendidikan yang memperhatikan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Pendidikan yang berpihak pada anak, sebagai pemahaman atas frase KHD pendidikan yang "menghamba" pada anak.

Apabila dalam menjalankan fungsi mendidik, termasuk di dalamnya melakukan pengajaran di kelas, guru memperhatikan kodrat alam anak, maka anak-anak/murid akan berada dalam lingkungan/ekosistem pendidikan yang semakin ramah anak. Inilah yang menjadi nilai luhur yang hendak ditanamkan dalam jiwa pada CGP dalam misi Program Guru Penggerak (PGP).


Seperti kita ketahui, pendidikan kita telah lama didikte oleh capaian target kurikulum yang berujung pada angka sebagai dasar menjustifikasi keberhasilan murid dalam menyelesaikan suatu tahap proses pendidikannya. Akibatnya, anak-anak/murid mengalami stigma negatif yang semakin meruntuhkan motivasi berhasil dalam dirinya.


Aksi Taman Ayu ini berangkat dari kondisi di sekolah penulis yang sejak lama dikenal sebagai sekolah yang memperhatikan akademik sehingga dianggap wajar bila murid mendapatkan tumpukan tes dan tugas tiada henti. Sebagian murid masuk di sekolah ini untuk kebanggaan predikat tersebut, demikian juga orangtuanya, sehingga melahirkan kondisi anak yang merasa tertekan.


Penulis menyadari, bahwa Visi Misi lembaga adalah payung sekolah yang tidak bisa diubah sembarangan, maka salah satu cara yang dapat ditempuh melalui Program Guru Penggerak (PGP) ini adalah pendekatan di dalam merealisasikan capaian akademik tersebut.


Dalam Aksi Nyata ini, penulis dapat membuktikan, bahwa dengan memperhatikan terlebih dahulu kodrat alam anak melalui proses diagnosis non kognitif, refleksi guru, umpan balik siswa dari pembelajaran sebelumnya, guru dapat menyusun design pembelajaran yang dapat merangkum kebutuhan sebuah aktivitas belajar yaitu lingkungan belajar yang kondusif, sekaligus peluang siswa mempelajari materi yang sulit sekalipun dengan sukacita.


Aksi nyata ini dilakukan dalam kondisi PJJ Covid-19 dan daring sepenuhnya. Maka, penulis sungguh-sungguh memperhatikan hasil refleksi guru dan umpan balik murid saat menentukan aplikasi belajar yang digunakan, langkah aktivitas pembelajaran daring, materi ajar, hingga kuis singkat untuk mengecek pemahaman dasar murid.


Hasil yang diperoleh secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

Pada proses awal penulis mengecek kesiapan siswa untuk belajar. Ada diantara mereka yang mengalami kondisi psikologis kurang mendukung/negatif, bahkan sakit. Kemudian, penulis melakukan pemanasan untuk mengawali belajar sambil melakukan review materi. Setelah dicek kembali, ternyata penulis berhasil membawa perubahan suasana kelas, di mana respon positif siswa meningkat. Barulah pembelajaran inti dilaksanakan dengan pendekatan dan aplikasi yang didesain berdasarkan hasil refleksi penulis (guru) sebelumnya. Respon siswa selama belajar cenderung positif. Kemudian, penulis melakukan kuis singkat untuk mengecek pemahaman siswa secara mendasar (konsep dasar). Dari hasil kuis, murid melakukan refleksi dan mampu mendeskripsikan kebutuhannya untuk melakukan perbaikan demi capaian kompetensi yang lebih baik. Sekadar informasi, materi yang digunakan dalam Aksi Nyata ini merupakan materi yang secara konsep termasuk sulit untuk sebagian besar siswa, namun hasil kuis menunjukkan harapan yang positif untuk tindak lanjutnya. Jelang akhir pembelajaran, penulis menarik umpan balik siswa dan dapat dikatakan siswa merasa senang selama pembelajaran. Ada sedikit siswa merespon negatif dan setelah dikonfirmasi ternyata itu karena mereka tidak puas pada diri sendiri saat kuis cepat dilakukan.


Hasil Aksi Nyata ini membuat penulis optimis untuk menindaklanjuti dengan melibatkan rekan sejawat, karena sesungguhnya, inilah intisari dari PGP, yaitu bagaimana CGP mulai belajar melibatkan lingkungannya untuk bergerak bersama secara sinergis.


Detail dari langkah-langkah Aksi Nyata dapat dicermati cari rangkaian image yang berisi laporan lengkap dari Aksi Nyata Penulis. Semoga tulisan ini menginspirasi para pendidik untuk bergerak bersama menjadi bagian kolaborator para Guru Penggerak, sehingga cita-cita Indonesia Maju melalui Transformasi Pendidikan yang melibatkan Program Guru Penggerak (PGP) dapat terealisasi. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Guru Penggerak, Merdeka Belajar.

 










Comments